5.10.14

Musafir Cinta


Seperti apa dahaga itu, wahai sahabat. Kau pernah merasakan terlambat minum hingga kau kehausan?

Maka air tampak lebih segar dari biasanya, apa lagi sejenis salju atau es yang menggiurkan

Namun kau ingat hari itu adalah puasamu

Maka tertahanlah nafsu itu, hingga maghrib segalanya halal bagimu

Sesegar kerongkongan musafir dalam dahaga panjang selama perjalanan

Ia teguk air, setiap tegukan terasa amat menyejukkan nan membahagiakan

Cinta yang dipuasakan. Ia adalah sebentuk jalan bagi musafir cinta

Bagi musafir cinta, Cinta itu dipuasakan Bukan di puaskan Cinta itu dipuasakan Bukan dipuaskan…



Sabar dalam ketaatan,

Kelak dalam perjalanan, ia bertemu dengan rasa lapar dan dahaga

Lapar mungkin tak seberapa, tapi jika dahaga rasanya tak tertahankan

Maka tiada kekuatan yang sanggup membuatnya bertahan
Kecuali kekuatan dari Allah,

Memohon kepada Allah agar dipertebal kesabarannya

Jika takdirnya belum diizinkan berbuka,

Ia lalu menyadari betapa cintanya masih benih, atau mungkin baru tumbuh bunga-bunganya

Maka amanahnya adalah menyemai, memelihara, merawatnya hingga ia berbuah

Bolehlah dia rayakan dengan suka cita di hari panennya nanti

Bagi musafir cinta,

Cinta itu dipuasakan

Bukan dipuaskan

Cinta itu dipuasakan

Bukan dipuaskan…

1 komentar: