19.1.15

Aku Bukan Wanita Setegar Karang



Aku bukanlah wanita setegar karang..

Aku ingin menangis, tapi tak bisa..
Selalu ada yang berbisik, mengapa harus bersedih?
Aku hanya ingin menangis ketika rintik datang
Agar tak ada yang tau bahwa aku sedang menangis..

Aku lemah..
Tapi aku tak mau kau tau..
Bukanlah karena egoku terlalu tinggi
Tapi karena aku malu, jika mengeluhkan kelemahan ku ini pada selain Nya..


Jujur, aku tak pandai mengolah emosi di jiwa
Terkadang aku ingin berkata,
Aku lelah..
Tapi aku tetap tak bisa..
Yang ku bisa hanya menyimpannya rapat-rapat
Aku tak bisa mengungkapkan itu..


Aku ingin menangis..
Tapi aku malu, karena tangisku tak ada apanya jika tanpa menyadari segala khilafku..


Aku lemah, aku butuh bersandar..
Tapi aku tau, bukan pada mu..
Aku tak mau terlalu berharap pada makhluk,
Karena aku tau, yang mampu menguatkanku hanya Allah..


Itulah yang membuatku hanya bisa terdiam..
Dan hanya bisa menangis di kesunyian malam..


Aku ingin bercerita..
Tapi tak tau harus bercerita dari mana..
Dan bercerita apa..
Dan mulutku hanya bisa terbungkam..


Aku hanya ingin kau tau..
Bahwa aku bukanlah wanita setegar karang..

Mungkin, aku hanya bisa tersenyum..
Dan mengatakan, sebenarnya, aku tidak sedang baik-baik saja..


Dan hanya inilah penguat hati ku..

Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah
kami mohon pertolongan." (Al-Fatihah: 6)

“ AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan ” (QS Al Baqarah : 286)

“ La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita ” (QS At Taubah : 40)

“ Hanya dengan mengingat KU hati akan menjadi tenang ” (QS Ar Ra'du : 28)

“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.”
(HR. Ahmad 1/391)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar